Selasa, 26 April 2016

Keluarga yang Berpusatkan Kristus

SHALOM, Saudaraku dalam Kristus.
Pada mulanya keluarga adalah lembaga kecil pertama yang Tuhan ciptakan bagi manusia (Kej. 2: 18-25).
Keluarga merupakan bagian dari karya penciptaaan Tuhan dan Tuhan melihatnya sebagai sesuatu yang baik serta memberkatinya. Apabila kita perhatikan kisah Tuhan mempersatukan Adam dan Hawa maka kita dapat mengatakan bahwa keluarga adalah sebuah bentuk persekutuan. Bukan sekedar perkumpulan dari sekelompok orang yang tinggal bersama dalam suatu tempat atau rumah.
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari Ayah-ibu dan Anak (dalam lingkup yang lebih kecil). Selain itu keluarga juga dapat diartikan sebagai suatu persekutuan yang terdiri dari sejumlah keluarga yang terikat dalam pertalian darah, misalnya: Kakek, Nenek, Paman, Bibi, Cucu, dan lain sebagainya (hal ini sering disebut keluarga besar. Itulah keluarga secara sederhana .
Keluarga dapat hanya menjadi sebuah perkumpulan orang-orang saja apabila dalam keluarga itu tidak terjadi komunikasi yang hangat dan saling membangun. Semua sibuk dengan urusan pribadi dan masa bodoh dengan yang lainnya serta tidak saling memperhatikan. Rumah hanya sekedar “HOUSE”, tempat tinggal saja, yang tidak ada bedanya dengan hotel, losmen, tempat kost atau apartemen dsb.
Keluarga sebagai persekutuan berarti setiap anggota merasa dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari keluarga di mana ia tinggal. Setiap orang merasa bahwa kesusahan atau kesukacitaan salah seorang anggota keluarga adalah kesusahan dan sukacita mereka juga. Setiap orang merasa bertumbuh dan berkembang kedewasaannya karena dukungan semua pihak yang ada dalam rumah tersebut. Setiap orang merasa hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga dihargai dan dihormati. Ada komunikasi yang hangat dan saling membangun satu dengan yang lainnya. Rumah dirasakan sebagai sebagai sebuah “HOME” oleh setiap anggota keluarga yang dapat memberikan kedamaian, kebahagiaan, kekuatan, pengharapan dan keberanian untuk menapaki masa depan. Alangkah bijaknya saudaraku apabila  : “Rumah itu tempat bagi setiap orang untuk hidup bagi Tuhan dan sesamanya” Haleluya.
Keluarga yang berpusatkan Kristus adalah keluarga  yang sungguh-sungguh menjadikan Tuhan sebagai pemandu jalan kehidupan keluarga, Tuhan sungguh-sungguh dijadikan Tuhan di dalam keluarga.Keluarga yang berpusatkan Kristus adalah keluarga yang tidak dapat dikalahkan oleh berbagai macam tantangan, kesulitan dan pergumulan yang sedang dihadapi. Semua kesulitan dan tantangan itu dilihat sebagai sebuah ujian iman untuk dapat semakin berakar, bertumbuh dan berbuah di dalam Kristus; dan bukannya dilihat sebagai beban yang dapat menghambat dan merusak suasana kehidupan keluarga kita. Keluarga yang berpusatkan Kristus adalah keluarga yang dapat menjadi tempat pertama dan yang terutama bagi pendidikan moral dan kerohanian anak (Ul. 6: 4 – 9). Keluarga yang berpusatkan Kristus adalah keluarga yang menjadikan firman Tuhan sebagai dasar dalam berpikir dan bertindak sesuai petunjuk FirmanNya (Yosua 1 : 8).
Rasul Paulus menyebutkan bahwa keluarga Kristen harus hidup dengan Kristus sebagai kepala (1 Korintus 11:3). Dalam membangun keluarga Kristen, Yesus Kristus haruslah menjadi dasarnya. Mengapa? Karena Dia adalah Tuhan yang sangat mencintai keluarga (contoh Perkawinan di Kana). Dia juga pribadi yang telah mengorbankan diriNya untuk orang lain.
Menjadikan Kristus sebagai kepala keluarga artinya menjadikan seluruh ajaran Yesus sebagai acuan hidup berkeluarga. Misalnya; kasih, sifat rela berkorban, saling setia, saling menghormati dst. Sehingga ketika keluarga Kristen menjadikan Yesus Kristus sebagai dasar keluarga maka nilai-nilai kekristenannya akan terpancar dalam gaya hidupnya sehari-hari.
Amin. Pdm. Ponco Hadi S

Tidak ada komentar:

Posting Komentar